Selasa, Juli 15, 2008

KIAT MENGENAL CALON TANPA PACARAN


Untuk mengenal calon tanpa pacaran dapat kita ketahui

melalui cara-cara yang efektif, yaitu :

1.Bertanyalah kepada orang yang dianggap paling dekat

dengan calon tersebut yang dapat dipercaya sehingga

Insya Allah informasi yang kita dapatkan cukup

objektif. Dari sinilah kita dapat mengenali

sifat-sifat yang tidak nampak dalam tampil sekejap dan

sifat-sifat ini penting bagi yang ingin membangun

rumah tangga bersama. Dalam sebuah syair diungkapkan "

Jika kamu ingin bertanya tentang seseorang tanyalah

kepada orang terpercaya yang paling dekat dengan orang

tersebut (sahabat), karena orang yang saling

bersahabat itu saling mempengaruhi".

Namun untuk mengetahui penampilan/fisiknya tentu

dengan melihat dan cara melihatnya tanpa

sepengatahuannya.

2.Untuk mendapatkan kemantapan, lakukanlah sholat

istikharah dan mohonlah kepada Allah karena Dia yang

paling tahu mana yang terbaik untuk kita. Rasulullah

saw bersabda : "Kalau anda menginginkan sesuatu maka

lakukan salat dua rakaat, rakaat awal setelah membaca

al-Fatihah membaca al-Kafirun dan pada rakaat kedua

surat al-ikhlas lalu berdoa...... ( doa istiharah).

3.Setelah memiliki kecendrungan yang kuat untuk

mempersunting maka langkah selanjutnya adalah

perkenalan (ta'aruf) antar keduanya secara lebih dekat

yaitu secara langsung, namun tetap menjaga norma-norma

Islam.

4.Setelah itu, maka diteruskan dengan proses

berikutnya sampai akad nikah. Tentu dalam hal ini

kedua keluarga memiliki kontibusi yang sangat dominan.

Karena keterangan no 1-3 baru menjelaskan bagaimana

mengenali sang calon tanpa pacaran.

5.Kenapa untuk mengenali sifat-sifat calon tidak

melalui pacaran terlebih dahulu ? Karena Pernikahan

yang diawali dengan pacaran dapat diibaratkan membeli

buku yang dijadikan contoh(sample) dari jenis buku

yang mahal. Umumnya buku yang seperti ini di toko-toko

buku dibungkus dengan plastik rapat disertai

peringatan yang bertuliskan Membuka berarti membeli'

sehingga bagi para

pembeli untuk mengenali buku tersebut secara

terperinci ada dua pilihan, yaitu pertama, dengan

membuka buku tersebut dan membacanya, akibatnya buku

tersebut sangat

lecek dan makin lusuh bila semakin banyak orang yang

membacanya. Akhirnya hampir semua pembeli menolak

untuk menerimanya sebagai barang beliannya kecuali

sangat memaksa. Membeli buku seperti inilah ibarat

pernikahan yang diawali dengan pacaran. Pilihan kedua,

karena buku tersebut mahal terbungkus rapi dan

membukanya adalah berarti membeli maka untuk

mengetahui isinya sang pembeli bertanya kepada petugas

melalui katalog komputer atau terlebih dahulu bertanya

kepada orang yang telah memiliki dan membacanya

sehingga dia memperoleh buku yang benar-benar baru

belum pernah disentuh oleh siapapun termasuk

pembelinya. Inilah ibarat orang yang menikah dengan

tidak proses pacaran tadi.

Pada interval menanti hingga akad nikah nanti memang

sering terjadi rindu kangen dan seterusnya. Rindu yang

seperti ini merupakan kerinduan yang menjadi

kesempurnaan sifat manusia. Kerinduan yang tidak mampu

di tolak oleh manusia itu sendiri.

Imam Ibnu Qoyyim mengkatagorikan sebagai rindu yang

sah-sah saja terjadi pada setiap manusia dan manusia

tidak mampu memilikinya dan menolaknya, sepanjang

tidak dibawa oleh kerinduan tersebut kepada ma`siat

kepada Allah bahkan kita bersabar untuk menahannya

maka hal itu tidak apa-apa dan itulah rindu yang

karena Allah.

Tetapi jika rindu tersebut justru yang membawa kita ke

jalan hawa nafsu itulah rindu karena hawa nafsu bukan

karena Allah. Wallahu `alam

Tidak ada komentar: