Senin, Juli 28, 2008

UJIAN BAGI PERANTAU SEPERTI INNE

Tanggal 23, juli 2008

04.30 WIB

Jam segini bagi yang nggak sholat masih pada bobo, termasuk ana yang nggak sholat karena lagi “H”, kita dah dibangunin ma fia katanya semua santri semester 2 dan 4 dipanggil ustadz ridho, jelas aja semua yang masih bo2 langsung cabut ke kamar mandi kasur dibiarin gitu aja. Langsung lari nyari jilbab, ganti baju n gosok gigi, karena baru pada bangun.

Masih ditunggu langsung semua cabut ke musholla. Disana yang habis sholat masih disana kecuali mas boim, mba’ anas, fia, ma ka’ ainun masih di musholla. Kayaknya kita mau disidang dech : ( ... bener dech mulai dech kita disuruh baca surat al-kahfie ayat 65-75 lanjut surat an-nisa ayat 59. abies itu langsung disuruh untuk terjemahannya. Al-kahfie menjelaskan tentang kesabaran dalam menuntut ilmu, tidak suka membangkang, DLL, yang surat an-nisa menjelaskan tentang kepatuhan kepada Allah, rasul/nabi dan pemimpin.

Tu kan filling ana bener, kira2 siapa ya yang mau di sidang didepan umum gini ustadz tega dech, masa masalah orang dibeberkan di depan umum. Pertama si ustadz nanya gimana udah paham artinya ya semua santri kontan jawab, ada yang bilang sabar, ada yang bilang tidak boleh membangkang ada yang bilang patuh kepada pimpinan DLL juga.

Trus ustaadznya bilang tanpa ke masalah pokoknya tapi seperti sindiran gini” kemarin ana liat ada kejadian yang nggak berkenan, ada seorang akhwat ma ikhwan di ruang tamu ngobrol yang satu maen laptop yang satunya juga, n mereka ngobrol yang gak ada kaitannya dengan kuliah” DEG.... hati ana langsung berdesir ana langsung berpikir ke beberapa hari yang lalu ketika itu akh. Rahmat datang ke campus untuk ngambil data harun yahya so dia ana ambilin laptop, trus karena ana tugas cost accounting so ana ngerjain dulu di pojok kanan n akh. Rahmat dipojok kiri, ya jaraknya isnya Allah sekitar 7 meteran lah. Ana masih ingat ketika itu kita hanya berbicara seputar video harun yahya. Nggak lebih... ya Allah lah yang maha tahu apa yang dilakukan hambaNya. Astagfirullah.... seperti itukah seorang ustadz memperlakukan santrinya membeberkan AIB santrinya di depan umum tanpa memberikan solusi?

Mungkin apabila hari itu ana nggak inget kalau ini PESMA bisa saja ana langsung berontak di depan umum, tapi itu nggak mungkin karena ana akhwat dan dia ustadz ana, masih muda lagi, masih idealis. Nggak... nggak mungkin hal itu ana lakukan ana hanya bisa bercerita ma temen2 walaupun nggak ada solusinya, ana hanya diam, ya diam, diam yang membuat hati ana sakit.... sakit sekali. Seumur hidup ana nggak pernah diperlakukan seperti itu dengan orang yang benci dengan ana sekalipun. Tapi ini... dia seorang ustadz yang ilmu keagamaanya lebih mumpuni, lebih tahu bagaimana tata sopan santun, lebih thu bagaimana memperlakukan manusia terlebih wanita. Teganya berbuaut seperti itu.

Bisa saja diam ana ini mungkin dikiranya ana mengakui kesalahan ana, atau bisa ditafsirkan ana tkut nggak, nggak sama sekali ustadz.... afwan....ana nggak mau menyakiti hati antum, ana nggak mau orang terluka karena ana. Itu menyakitkan lebih parah dari pada ana ditusuk ma pisau karena mungkin kejadian ini akan ana jadikan memori dan pelajaran dalam hidup.

Trus kenapa jika misalnya ada tamu ikhwan kenapa mereka yang ikhwan nggak mau mempersilahkan mereka masuk, kenapa? Apakah pantas seorang muslim dikunjungi saudaranya dengan baik2 lalu didiamkan? Nggak di persilahakan sebagaimana layaknya tamu? Kenapa? Beribu pertanyaan dan solusi ana cari ingin ana ungkapkan semua ini kepada ustdz namum ana nggak mau dikatkan membangkang. Nggak .... ana juga nggak mau dikatakan santri yang suka melukai hati ustdznya nggak....

Hampir seharian ana trus memikirkan hal itu, untungnya masih doyan makan, wah kaalu nggk bisa sakit gara2 ucapan pedes si ustdz.

Ya Allah engkau yang maha tahu ana yakin semua ini akan ada hikmahnya bagi semua. Teutama bagi ana pribadi. Mungkin harus lebih pendiam, lebih menjaga jarak (walaupun selama ini udah, ya mungkin yang dibilang jarak ma ustadz tadi ya sekitar 500 meteranlah), ya nggak terlalu mengidolakan orang juga, ya banyaklah.

Ada satu masalah lagi yang dibahas tadi pagi tapi ana nggak mau menceritkannya disini, bisa2 nanti air mata ana akan tumpah satu ember. Yang lebih menyakitkan lagi ustaz tadi mengatakan gini” kalian itu permata yang mahal, jadi kalian nggak usah nyari2 ditempat lain ntar kalau udah waktunya mereka yang akan datang” astagfirullah masa ana dibilang nyari2 ikhwan di UNIVERSITAS lain yang sama saja ”kasarnya” ana cari muka dengan ikhwan2, ya Allah kuatkan hati ini untuk menempuh ujianmu.

Kenapa Cuma ana yang dikatakan ini, ataukah ustadz tadi udah benci dengan ana, padahal kalau di pikir2 selama ini masih banyak temen2 yang kelakuanya lebih parah dari pada ana nggak pernah di tegur apalagi dipermalukan di depan umum. Kenapa? Ana paling nggak suka jika ada orang pintar mengkritik orang namun nggak pernah memberikan solusi.

Kalau dipikir2 sering juga ana liat ustadz ngobrol ma santri akhwat dengan jarak yang lumayan dekat, bahkan nggak Cuma ngobrol tapi becanda, ya becanda yang sudah sangat ana bilang keterlaluan karena udah menjurus ke hal-hal yang tidak syar’i lagi. Astagfirullah, betapa kecewanya ana, betapa mudahnya mata tertipu.

Malah ketika ana nulis ini ana mendengar ada ikhwan dan akhwat yang sedang bercanda dan itu udah kelewat batas. Masa becanda tentang kesuburan. Padahal yang jelas2 ana ngobrol tentang organisasi, tentang ilmu pengetahuan kok malah dipermalukan. Di salahkan. Ya memang hanya Allah yang maha tahu akan segalanya.... nantilah dihari kiamat Allah akan membuka siapa yang benar dan siapa yang salah.

Ya Allah hamba berharap keadilan di setiap penjuru muka bumi ini dapat ditegakkan. Agar semua dapat berjalan diatas kehendakMU. AMIN......

Tidak ada komentar: