Senin, Mei 04, 2009

RSJ VIP UNTUK CALEG

RSJ VIP UNTUK CALEG
Oleh: Ineke Asrindani
Pencalonan caleg sebagai anggota dewan sekarang ini ratingnya tinggi dibanding melamar pekerjaan lain. Mereka rela mengorbankan harta benda mereka untuk mempromosikan atau bahasa kasarannya mengiklankan diri pada masyarakat. Bentuk kampanyenya pun berbeda-beda, mulai dari memasang baliho foto beserta atribut partai lainnya hingga bermacam-macam cara untuk menarik simpati masyarakat. Harta benda yang mereka gunakan banyak yang terkuras habis untuk biaya operasinal dalam rangka mempromosikan diri mereka agar dikenal dan dipilih masyarakat. Bahkan ada yang meminjam ke bank dengan jaminan rumahnya dan beserta setifikat lainnya. Mereka berharap apabila nantinya terpilih maka dengan mudahnya dapat mengambil kembali harta mereka yang terkuras habis untuk biaya pencalonan mereka ketika pemilu, ini merupakan pendapat caleg yang benar-benar memanfaatkan kepentingan pribadi diatas kepentingan golongan.
Pada dasarnya caleg yang mempunyai priorotas tinggi untuk menjadi anggota dewan padahal dirinya tidak mempunyai keahlian di bidangnya, ini merupakan masalah besar. Mengapa demikian? Ya, karena dengan terpilihnya mereka menjadi anggota dewan yang mana fungsinya menyampaikan aspirasi masyarakat dengan berbagai tujuan, visi dan misi bagi mereka yang tidak mempunyai keahlian dibidangnya malah semakin bingung dan tidak paham ide apa yang harus ia lakukan. Sehingga kerja mereka sebagai anggota dewan tidak berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya. Malah bagi mereka yang niat awalnya sudah tidak benar yaitu ingin menguras habis kekayaan negara dengan berbagai cara semakin memperkaya diri dengan menjadi anggota dewan, walau dengan cara yang tidak halal sekalipun. Maka tidak heran jika hasil pemilu legislatif tanggal 9 April 2009 lalu mengakibatkan RSJ (Rumah Sakit Jiwa) di berbagai kota meningkat penghuninya, tidak tanggung-tanggung pasien yang masuk adalah calon anggota dewan yang seharusnya seorang pejabat yang duduk manis, berpikir jernih di kantor yang nyaman dan ber-AC, sekarang harus menghuni ruangan 4 x 6 yang terbatas dinding. Dengan asupan obat-obatan dan berbagai peraturan dalam Rumah Sakit Jiwa tersebut. Hampir semua kota mempunyai cerita miris tentang caleg-caleg yang gagal tersebut ada yang langsung meninggal setelah mengetahui dirinya gagal, ada yang langsung gila dengan merangkak dijalan-jalan dan berbagai perilaku stress lainnya yang intinya mereka tidak bisa menerima kekalahan mereka.
Untuk sekarang ini sebaiknya para caleg yang gagal untuk segera memperbaiki diri dan tidak berkeluh-kesah serta sedih yang berkelanjutan. Bagi para keluarga yang merasa terjadi keanehan kepada keluarganya yang stress akibat menjadi caleg harap segera diperiksakan ke dokter, agar tidak menjadi trauma yang akut dan berkepanjangan. Selanjutnya, ini merupakan pelajaran yang dapat mendidik masyarakat indonesia bahwa, menjadi seorang pemimpin rakyat haruslah kuat fisik dan batinnya dalam menghadapi segala tantangan, sehingga diterpa berbagai macam cobaan sudah siap melangkah.

* Mahasiswa STIE Swastamandiri Surakarta
Program UnggulanIslamic Boarding College of Accounting Al-Es’af
Jl. Tejonoto 1 Rt 02/V Jogosuran Danukusuman Surakarta 57156

Tidak ada komentar: