Hindari kebiasaan jajan sembarangan, khususnya bagi kaum perempuan yang sedang mempersiapkan kehamilan.
Jajan
atau membeli pangan olahan di toko atau pun pinggir jalan sudah menjadi
bagian dari kebiasaan sebagian masyarakat. Padahal, makanan olahan
tersebut belum tentu sehat dan mengandung nutrisi sesuai kebutuhan.
Khususnya
bagi kaum perempuan yang sedang mempersiapkan kehamilan, kebiasaan
jajan sembarangan sebaiknya dihindari. Hal ini sangat penting karena
persiapan untuk memasuki kehamilan dan melahirkan sangat terkait dengan
asupan nutrisi.
"Sebaiknya
hindari kebiasaan jajan, terutama pada wanita. Pangan yang dijual belum
tentu memiliki kecukupan nutrisi sesuai kebutuhan tubuh. Ingat
kecukupan nutrisi pada wanita tidak hanya menentukan kesehatannya, tapi
juga generasi masa depan," kata guru besar tetap dari Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia (FKM-UI), Endang Achadi.
Kualitas
generasi mendatang, jelas Endang, sebetulnya ditentukan jauh sebelum
seorang wanita hamil. Hal tersebut dilakukan melalui asupan nutrisi
wanita setiap harinya. Asupan itulah yang kemudian menentukan kualitas
kandungan, plasenta, serta pembentukan organ sensitif pada janin.
"Seorang
wanita biasanya baru tahu dirinya hamil ketika jadwal menstruasi sudah
telat satu minggu. Pada saat itu usia kehamilan sudah mencapai 3 minggu,
yang berarti janin sudah memasuki masa pembentukan organ sensitif
misalnya otak dan saraf. Hal ini mengindikasikan masa awal pembentukan
sangat bergantung pada asupan nutrisi ibu sehari-hari. Bila ibu tidak
terbiasa mengkonsumsi asupan bergizi, maka kualitas pembentikan organ
tidak terjamin," kata Endang.
Lebih
jauh Endang menjelaskan, pembentukan organ janin berlangsung tepat
setelah pembuahan hingga usia kehamilan 8 minggu. Pada masa ini beberapa
organ yang terbetuk adalah otak, jantung, hati, tulang, dan otot.
Selama pembentukan organ, janin sangat membutuhkan zat gizi penting,
seperti protein dan zat gizi mikro misalnya besi, asam folat, dan zinc.
Bila
janin mengalami kekurangan gizi selama masa tersebut hingga 1.000 hari
pertama kehidupannya, maka bisa dipastikan pembentukan organnya
terganggu. Akibatnya janin bisa mengalami kecacatan misalnya spina
bifida.
Pada
spina bifida, tulang belakang tidak terbentuk dengan benar yang
mengindikasikan adanya cacat tabung saraf. Tabung saraf berperan penting
menentukan koordinasi saraf di kanan dan kiri tubuh, yang tentunya
berpengaruh pada IQ dan EQ. Bila tabung saraf tidak terbentuk dengan
benar, kemungkinan janin yang terbentuk tidak memiliki IQ dan EQ sesuai
harapan.
Menurut
Endang, kebiasaan jajan sembarangan pada wanita berhubungan dengan
minimnya pengetahuan tentang gizi dan kualitas hidup. Seorang wanita
cenderung makan dalam jenis dan jumlah terbatas sesuai yang ditemuinya
dalam keseharian. Bila dalam keseharian wanita lebih sering menemui
pangan olahan minim nutrisi, maka bisa dipastikan asupan tersebut lebih
sering dikonsumsi daripada buah dan sayur. Padahal seorang wanita
disarankan makan aneka hidangan dalam jumlah yang cukup, untuk menjamin
asupan nutrisi.
"Belum
lagi salam paham pangan nutrisi haruslah mahal. Padahal untuk sumber
protein tidak harus hewani, bisa juga nabati seperti tahu, tempe, dan
kacang-kacangan. Bila tidak mampu beli daging, ibu bisa mengkonsumsi
ceker atau leher ayam sebagai sumber protein yang murah," kata Endang.
Lebih
khusus Endang menyoroti kecukupan zat besi pada ibu. Endang mengatakan,
saat ini hampir 40 persen ibu hamil di Indonesia mengalami anemia. Ibu
yang mengalami anemia berisiko melahirkan bayi yang juga menderita
anemia. Bayi yang mengalami anemia berpeluang mengalami gangguan
kecerdasan.
Padahal
zat besi bisa diperoleh dari asupan nabati misialnya kacang-kacangan,
atau hewani misalnya daging merah. Bila perlu wanita juga bisa
mengkonsumsi suplemen zat besi, yang baisnaya dikombinasikan dengan asam
folat. Sehingga anemia bisa diatasi dan wanita menjadi lebih sehat.
Selain
pemenuhan gizi, Endang juga menyarankan wanita melakukan 3 pilar
kesehatan lainnya. Pilar ini adalah mempraktikkan pola hidup besih,
memantau berat badan ideal, dan rutin melakukan kegiatan fisik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar