Kamis, Desember 02, 2010

Budayakan Saling Menasehati

Bismillahirrahmanirrahim. 

Oleh:  Inneke Asrindani*

Kali ini Saya akan membahas tentang "Saling Menasehati". Saling menasehati tidak hanya terdapat pada orang tua kepada anakanya, Kakak kepada adiknya, Istri kepada Suami, Murid kepada Gurunya atau Santri kepada Ustad/Ustadazhnya saja. Akan tetapi saling menasehati dapat terjadi dan dianjurkan oleh siapa saja selama hal yang dinasehatkan adalah untuk kebaikan.  Kita tidak perlu memandang kedudukan orang yang menasehati, akan tetapi yang kita pandang adalah makna yang terkandung dalam nasehat itu sendiri. 

 إِذَا اسْتَنْصَحَ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ فَلْيَنْصَحْ لَه
“Bila salah seorang dari kamu meminta nasihat kepada saudaranya maka hendaknya (yang diminta) memberi nasihat.” (HR Bukhari). 

Pemberian nasihat merupakan pengingatan, dorongan dan pemberitahuan bahwa kita satu sasaran dan satu tujuan akhir. Bila saling menasihati ini kita lakukan bersama-sama, di mana berbagai kecenderungan individu bertemu dan saling berinteraksi, maka akan menjadi berlipat gandalah kekuatan kita untuk menegakkan kebenaran. Masyarakat Islam tidak akan tegak kecuali dijaga oleh sekelompok orang yang saling tolong menolong, saling menasihati dan memiliki solidaritas yang tinggi.

Saling nasehat menasehati dalam kebenaran adalah sangat dianjurkan. Di dalam Al - Qur'an sendiri di jelaskan dalam QS 8:66 "watawa saubil haq, watawa saubil sabr...". Nasehat menasehati menuju kebenaran harus digalakkan, bagi yang dinasehati seharusnya ia berterima kasih kepada orang yang telah menunjukkan kekurangan dan kesalahannya, hanya saja hal ini jarang terjadi, pada umumnya manusia tidak suka disalahkan apalagi kalau teguran itu disampaikan kepadanya dengan cara yang tidak baik.

Seorang pemberi nasehat haruslah mengetahui metode yang baik agar nasehatnya dapat diterima oleh orang lain. Diantara metode nasehat yang baik adalah memberi nasehat kepada orang lain secara rahasia tanpa diketahui oleh orang lain. Ingatlah... bahwa Agama adalah nasihat, maksudnya bahwa sendi dan tiang tegaknya agama adalah nasihat. Tanpa saling menasihati antara umat Islam maka agama tidak akan tegak.

Contoh pengalaman menasehati ana :
1. Hari ini di kampus (wilayah Pesantren) ana mendapatkan akhwat yang memakai jilbab ya cukuplah dikatakan menutup aurat, akan tetapi rambutnya yang lumayan panjang melambai2 ketika jilbabnya tertiup angin sehingga terlihat oleh mata padahal di kampus sering berpapasan dengan ikhwan, ana pikir dia lupa mengikatnya atau memang terlepas dari ikatannya. Akhirnya ketika dia melewati pintu kantorku aku memanggilnya "ukh. ***** bisa kesini sebentar?". 
Ketika dia menghampiriku aku katakan dengan lirih setengah berbisik karena banyak ikhwan "afwan rambutmu kelihatan", aku berpikir dia akan segera memasukkannya dalam bajunya atau segera melipat agar tak terlihat... Ternyata dugaanku salah. Dia menjawab " Biarin rambutku bagus kok, sengaja" sambil berlalu dariku tanpa ucapan terimakasih atau pun segera merapikan rambutnya. Astagfirullah... batinku... kupikir dia adalah akhwat yang sudah dewasa, tahu tata krama ternyata.... Masya Allah. Il feel ana dibuatnya... kemana kajian yang selama ini ia ikuti setiap hari? Ana berdoa semoga Allah memberikan kebaikan kepadanya dan membukankan pintu hidayah untuknya.

2. Ketika mengingatkan Sholat fardhu, beberapa hari yang lalu aku off dari kantor... hampir setengah hari tidak ke kantor. Ketika adzan dhuhur berkumandang ana segera mengambil air wudhu untuk ikut sholat berjamaah (karena kita tinggal diPESMA), tak lupa ana membangunkan saudariku yang masih tertidur karena qailullah (ada yang segera bangun ada yang marah dibangunin) selepas sholat berjamaah ana tidak segera kembali ke kamar  sekitar jam 13.00 baru mengambil lunch box untuk makan siang,  kira2 untuk makan siang menghabiskan waktu 1/2 jam, Dan Astagfirullah ternyata ada yang baru sholat Dhuhur.. padahal waktu sudah menunjukkan pukul 13.30 an dan yang lebih menyedihkan adalah hal itu dilakukan sendiri.... 

Dari dua pengalaman diatas ana dapat mengambil kesimpulan bahwa ternyata menasehati dan mengajak kebenaran itu harus kontinue dan kita memang harus bisa membudayakan saling menasehati sesama saudara kita, walaupun awalnya mungkin kita dimusuhi tetapi insya Allah suatu saat akan ada orang yang bisa berubah kearah yang lebih baik untuk mendapatkan hidayah. So, marilah saling menasehati dalam kebaikan. :)

Solo, 4 Desember 2010 : 12.53 
teringat kisah pertama hari ini sehingga goreskan dalam blog ini, mudah2an dia tersadar akan kekeliruannya

4 komentar:

phity mengatakan...

siiipp... met berkarya

INNEKE ASRINDANI BLOG mengatakan...

Phity @ makasih dah mampir phyti..... met berkarya juga...

Niken Kusumowardhani mengatakan...

semoga semangat watawa saubil haq terus tertanam di hati kita semua.

salam kenal.

M Rustam Sandegi - Pakar SEO mengatakan...

Tulisannya bagus,
dan melalui blog ini juga telah berpesan kepada kebaikan yaitu saling mengingatkan kepada kebaikan... Sangat bermanfaat, semoga dpt menjadi amal dan pahala yang besar bagi kita.

Terimakasih,
Salam.
M Rustam Sandegi.
Konsultan SEO Indonesia